TELAH SIRNA KERDIPAN BINTANG TIMUR ITU
(Allahyarham Ustaz Haji Awang Pon bin Awang Sebon dalam kenangan)
"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha lagi diredhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah kamu ke dalam syurgaKu."
S. Al Fajr:89:27 -30)
Dari sebuah kampung tua tinggalan panglima ternama
di bahu sungai yang membelah kota cinta Margherita
kaurentasi bara Sahara
menyusuri lekuk liku Nil
dalam kembara mencari cahaya di bumi anbia
untuk kaujadikan lentera
penyuluh anak-anak Tanah Rumbia
menelusuri belantara masa
merentasi samudera waktu
hari-hari yang berlari
kauisi dengan cerita tentang saksama
malam-malam yang membalam
kauterangi dengan cahaya keimanan
terpancar kejernihan di wajahmu
manifestasi kesungguhan
dalam membangun manusiawi
bertunjangkan kata-kata suci Ilahi
ketika teman dan taulan berlumba-lumba
mencatat nama di persada mandala
untuk sebuah jasa yang tak seberaapa
kau bersembunyi di sebalik kesepian seorang pejuang
setelah terdiri impian
membangun panti asuhan
diingati sepanjang zaman
kau bintang timur di langit kehidupan
petunjuk nakhoda melayari bahtera jiwa
agar tiada yang tersesat di segara alpa
ketika awan hitam memeram dendam
saat curiga bupala menggelapi mandala
detik-detik badaian taufan kejahilan membusa massa
kauluyutkan dahan kebobrokan
kembali menyentuh batas insani
bisik murni hatimu menginsafi kami
Hari itu sungai tiba-tiba terhenti mengalir
suria dibiluri awan kelabu
tebing terbaring gering
langit berwajah pilu
membeku dalam sendu
malamnya cakerawala dirundung dura
telah sirna kerdipan bintang timur itu
seperti berpulangnya siang ditinggal mentari
selamat pulang teman
ke daerah saksama, abadi dan hakiki
telah kaulukismimpimu
di atas kanvas masa muka
sebuah masyarakat mendakapi iman
kami yang tinggal terasa sunyinya
tanpa suaramu yang membisikkan
jalan menuju keredhaanNya.
29 November 2009