ELEGI GAZA SERIBU LUKA

Telah mengalir darah pekat
di dada bumi anbia
semerbak aroma syurga
dari jasad-jasad syuhada
merah mewarnai setiap jubah
anak-anak Palestina
sebuah bangsa kehilangan negara
dan seperti kelompok kapar
dihanyutkan oleh arus kekejaman
hanya air mata mengiringi cerita luka
telah sirna segala kuasa yang ada
bumi Gaza merakam segala

Sewaktu dibunuhnya anak-anak merdeka
dari bumi Gaza berselimut dura
dengan senjata paling ganas
atas nama keselamatan negara
seluruh penduduk bumi
berdiri bisu, kaku, lesu
seperti jasad tidak bernyawa
seperti tunggul-tunggul ditinggal masa
sedang Gaza nazak luka
anak-anak kecilnya berpelukan, tanpa nyawa
itu harga sebuah merdeka
yang perlu dibayar anak bangsa
demi Palestina, demi Gaza
demi martabat bangsa
demi kesucian agama
membusa haruman syurga
meresapi bumi anbia

lantas
Gaza kian menyala
menjadi unggun perjuangan
enggan padam,
enggan mati
baranya adalah mimpi ngeri
membakar sendi-sendi zionisme
menghantui jiwa-jiwa pendera
dari negeri magersari
malamnya berbayang waham
dia dikejar kematian
yang datang berkali-kali
tanpa henti

Enam dekad lampau
mereka melakar peta baru
melahirkan negeri magersari
di tapak bumi suci
hari itu, kemanusiaan pun mati
keadilan ikut terkubur
di atas singgahsana PBB
bersama kehilangan sebuah Palestina
tinggallah puing-puing kehancuran
namun jiwa anak bangsa merdeka
terus merangkak, terus membakar
setiap sudut ketidakadilan
yang mula membunga di kolong cakerawala

Hari ini unggun penentangan bernyala lagi di gaza
apinya membakar jiwa-jiwa manusia
yang menghargai erti merdeka
bermimpikan sebuah negara
di tapak maruah bangsa
jangan biarkan mereka terpenjara
di sebalik tembok pura-pura
jangan biarkan mereka menangis
untuk sebuah kehidupan di bumi sendiri
kemerdekaan gaza tidak dapat dibunuh
dengan seribu luka

25.02.09

Read More

HAIKU#00309

BAYU DI LERENG
BERTEMAN PADI BUNTING
SATU SIMFONI


Haiku ini telah disiarkan di Taman Lilly

Read More

SENJA JINGGA

Senja jingga
di kota purba
sungai mengalir, menghilir
ke segara membawa berita
potret waktu berbingkai sendu
menjadi makara disumpah masa

Kukayuh biduk
membelah riak
mencari dermaga
memunggah payah
tersanggat di tebing zulmat
diperdaya pendar
saat malam bertandang

momen begini
kurakam sendu
berlensa monokrom,
masa terhenti
warna telah mati
ditinggal pelangi
kita dihanyut mimpi.

4 Februari 2009

Read More

"TAG"

Lama juga saya tak siarkan puisi, bukan apa, puisi yang dityulis masih tak menjadi..nak buat camne...tiba-tiba kena tag adik kita yang sorang ni...alahai CT...

1. Do you think you are hot?
No..not hot...I'm coooollllll now after flood attack.

2. Upload your favourite picture of you...




Sunset at Sarawak river

3. Why do you like that picture?
I love sunset.My first poem published in Dewan Sastera 1971 has the same title "Senja di Sungai Sarawak or Sunset at Sarawak River.

4.When was the last time you ate pizza?
Last week.

5. The last song you listened to?
Seribu Tahun by Imran Ajmain

6.What are you doing right now besides this?
Trying to finish writing a poem " Cereua"

7. What name would you prefer besides this?
I think this is the best.

Tag 5 people
(i) Abizai Abi
(ii) Piee Ling (Malaysia Baru/Katarsis)
(iii) Yusuf Fansuri (Lagu Makhluk Asing Timoer Jauh)
(iv) Dahiri Saini
(v) Saiee Driss

8. Who is No 1?
A friend from Miri since 1991. A friend that's hard to find this day...

9. No 3 is having a relationship with?
With someone...yeah ..he's definitely having a relationship with someone..hehehe..jgn marah, Sof....

10. Say something about no.5.
A retired RTM officer, veteran writer..and I love his poems..

11. How about No.4.
A very productive writer and a good friend who came from Samarahan..If I need pineapple, I'll see him.

12. Who is No.2
A friend I met in Limbang once upon a time. Now a full time politician, stood in Simunjan during last election...has not been successful...but I know he is the man that give up the fight..and I respect him for that.

Read More