Seperti seekor camar putih
kau terbang tinggi
merentasi lautan mimpi
ke lembah cinta
ketika usia masih muda
dan kita menjadi manusia
bersama merentas laut
melihat ombak galak
ditiup bayu ungu
di tengah dunia, sendiri
menterjemah makna
bicara tanpa kata
malam mengajar kita
mengenali kehidupan siang
kita seperti sebuah tulisan sastera
dengan jalan cerita
tertulis tanpa tema
tanpa masa pengakhirnya
di perbatasan masa
kita harus tahu
menilai realiti
di atas bumi tanpa simpati
atau akan menjadi abdi
kehidupan yang tak pasti
jadilah kita pasangan burung camar
terbang menjelajah langit
menatap laut biru
membawa pesan pada malam
dan kita harus tahu
masa untuk kembali
menemani cemara di pantai sunyi
akhirnya, kita harus kembali
meninjau sejarah
ada gelombang mencipta gelora
ada bayu menjadi badai
kita masih lagi berdiri di pantai
menjadi pemikir tua
dijerat falsafah manusia alpa
kutulis puisi ini
untuk seorang isteri
memahami nilai cinta
seorang suami yang berupaya
membina kehidupan berdua
berteraskan kesetiaan jiwa.
11 Julai 2008
0 comments:
Post a Comment