USIANYA seperti teja yang menanti ketibaan malam
lalu ia diusik gundah dan resah
ketika menatap purnama berkelana
berteman sejuta bintang
dan dia hanya bisa berdiri di
sendirian merenung langit dengan seribu harapan
untuk terbang dan bertemu dengan kekasih
yang tidak diberi perhatian
yang tidak dihulurkan kesetian
buat kesekian waktu
Ditulisnya bait-bait cinta
untuk kekasih yang tidak pernah rasa kecewa
dan bait-bait itu tersusun rapi
menjadi puisi sepi seorang penyair tua
yang telah lama berkelana
mencari bunga-bunga mekar
di tengah
Penyair tua dari
mencatatkan ungkapan kasih
seorang pengembara yang telah kembali
dengan membawa seribu lara
di atas puisi cintanya
ditulisnya ‘aku kembali padamu hari ini
untuk terus mencintaimu’
wajahnya kembali bersinar
tunduk dan tafakur
menanti esok yang kian hampir
September 2004
0 comments:
Post a Comment