Dari bingkai jendela kamar
suaka
suatu pagi di Taman
Sanktuari
kelicap menyanyi ,
mentari bersembunyi
dan langit lelap dalam mimpi
semalam bertandang di mata
hati,
kita berlari meredah lalang
bertemu senduduk
ranum dan ungu
warnanya indah yang pilu
momen semalam ingin kembali
alir sungai pun terhenti
semilir mendesir
antara daunan patawali
di susur berselut berlari
kedidi
mengejar rezeki atau mimpi?
kita yang tertinggal
lemas dalam nyata
nyata yang luka
Dari bingkai jendela
kulihat nelayan bersampan
membidai sungai asa
aku ingin bersamamu
kembali ke musim dewana
sedang lembaran usiaku
mula luluh satu persatu
dan aku menjadi punggur
indah dalam parah
Sepagi di Taman
Sanktuari
hujan terhenti membasahi
bumi
kelicap menyanyi lagi
aku masih lagi terperangkap
di kamar niskala penuh mimpi
dan kau telah lama berdiri
di pentas hakiki disulami
murni.
26 Februari 2012
0 comments:
Post a Comment