Berteduh di ranting
waja
tekukur kian akur
fauna kian luntur
ketika rimba dilebur
manusia hilang rasa
syukur
terlupa mentafsir luhur
bulan biru
malam berbedak debu
tekukur dilamar risau
merdekanya luka
alam menahan sendu
manusia terus membisu
tekukur kian akur
wajah-wajah jujur
sirna dalam bara
bara yang rahsia
membakar segala
demi sebuah istana
di kota ada pesta
tarian memburu fauna
pewaris raja tanpa
takhta
menutup durja berkedok
perwira
tekukur akur rimba
telah sirna
manusia berdogma
pura-pura
tekukur kian akur
langit membingit
awan berbalam
pawana mendera
masih lagi tekukur
bertanya
baqakah manusia
berjubah haloba?
8 Februari 2012.
0 comments:
Post a Comment