Sejak awal pagi dia berdiri
Di bawah pohon rendang
sekitar taman Pustaka Negeri
Berlindung dari panas mentari
Memerhati dan menanti hadirnya
Kunyit kecil, rembah, kelicap dan pekaka
bernyanyi dalam satu simfoni
dia ingin merakam wajah teman-temannya
untuk tatapan manusia
agar mereka mengerti
nilai sebuah merdeka
Mengabadikan siulan menjadi aksara
Menyusun aksara menjadi kata-kata
Menghimpun kata-kata menjadi bait-bait puisi
yang mentafsir suara hati
teman-temannya dari rimba
untuk tatapan Pak Menteri
dan anggota-anggota birokrasinya
minta dihentikan kemusnahan belantara
kerana hatinya berkata
teman-temannya akan sirna
oleh tangan–tangan penjarah rimba
lantas dia berjanji
pada pipit, merbah dan juga merpati
mempertahankan legasi bumi
demi kelestarian teman-temannya
fauna yang suci hati.
bertenggek di tepi tasik Pustaka Negeri
sabar menanti wajahnya dirakam untuk tatapan Pak Menteri.
18 Ogos 2011
0 comments:
Post a Comment