Hingga senja berlalu
aku masih memikul pilu
diselimuti malam hitam
sirna setiap warna dari matanya
ketika mentari kembali dari mimpi
dia masih lagi tersesat
di dalam rimba igau yang menjerat
didustai lelap yang terus mendodoi
dalam mimpi yang tak pasti itu
dua jiwa yang bercinta
bertemu untuk kepastian
apakah kita telah sampai ke terminal cinta?
sepantas panahan kilat
kubangunkan diri dari lelap yang kelat
kami kembali memujuk diri
untuk tidak mahu lagi berdiri
di atas terminal cinta
yang kian jelas di mata
katanya padaku
"kita akan berangkat ke sana nanti
meneruskan kembara yang benar
bukankah kehidupan ini
perjuangan memartabatkan cinta pada-Nya?"
terminal cinta kutinggalkan seketika untuk kembali mendakap dia
yang telah tersedar dari lelap yang penuh luka.
12 Julai 2010
2 comments:
Salam Tuan,
Terminal cinta yang penuh dugaan..
Cinta kepada yang Maha Esa adalah cinta yang paling Agung
Post a Comment