mY, puteri Kapit di kaki bukit menghimpit
ayu menjerit perit
di celah rimba tempat bertapa
melayari senja dan pohonan tua
tanpa salam teman
tanpa nyanyi kota
dingin mendakap puteri ayu
mY, Kapit dijamah rindu
terjerat di pekan sendu
mY, Kapit dihimpit perit
seperti Rejang terhalang lelah ilalang
didera pohonan rimba
hanyut dihambat kalut
antara ribut nafsu dan jerit haloba
puteri terperap di sudut pekan luka
detik waktu terlalu cemburu
debar cinta yang kian terduga
mY, Kapit menjerit
jeritmu kian perit
mY, Kapit tenang dialun arus resah
desah payah Rejang gagah
menongkah sejuta terjah
mengobati hati yang parah
mencari teman bicara
atau sahabat setia kala senja
aku ingin berdiri di tebing curam
menatap mentari terbenam
menjadi rakan tika malam semakin kelam
mY, Kapit di wajahmu kulihat kosong
di matamu kutatap rindu
bibirmu adalah rekah pilu
dan hatimu lukisan cinta
berdirilah di pelabuhan
sampaikan pesan pada awan
pada angin dan alunan ombak
biarkan alam menjadi pembicara
mY, Kapit aku hanya teman
datang bersama awan
hadir sesaat di batas resahmu
biar kubawa bersama segala duka
akan kulontar jauh di kota
agar kembali riangmu
dan terubat segala luka.
24 Mac 06
KAPIT
2 comments:
kapit memang menjerit perit, bang. saya punya sebuah sajak tentang kapit. judulnya KAPIT-alisime.
lebih kurang nadanya seperti sajak abang, tetapi saya kurang romantisnya. hanya penuh dengan beringas anak muda.
KEMBALIKAN KAPIT PADAKUUUU !
My Kapit menjerit perit merupakan hasil puisi yang masih mentah dan perlu diperhalusi. Saya akan hantar ke akhbar tempatan setelah ia disusun seeloknya..saya rindu pada Kapit dan orangnya sekali....
Post a Comment