Antara belukar dihambat sukar
dan sungai hilang damai,
antara kampung yang terlopong
ditelanjangi janji kosong
dan titian yang kian usang
dimamah usia luka
ada tangan-tangan petualang
mencantas wajah alam
seekor punai gading jantan
berpaut di ranting kering
sedang awan berarak lalu
dan hujan menanti waktu bertamu
dan seperti punai gading itu
aku terus menunggu kekasih hatiku
datang melukis malam diwarnai mimpi
namun langit kian ungu
dan matahari dihimpit cemburu
dan alam dirasuk keliru
seekor punai gading betina
telah lama bertandang di sarang
sedang si jantan,
seperti juga aku,
masih belum terlena
melihat belantara diperkosa
Seperti sepasang punai gading
yang mencicip nyaring
aku ikut melaungkan runsing
takut esok kehilangan hening.
17 Februari 2011
4 comments:
pembangunan yang tak dirancang menyebarkan debu-debu kelabu yang meragut kesejahteraan alam.
Salam Tuan,
Sangat indah Puisi Si Punai Gading, yang mencicip nyaring mencari alam hening.
Pembangunan kini menjadi musuh fauna yg terus terdera...minta ada yg akan membela kehidupan mereka
Terima kasih sdr Zedmagel. Cuba nak menggunakan foto=foto fauna yg banyak untuk menghasilkan puisi.
Post a Comment