Perempuan tua itu
adalah warga tanah pusaka
penghuni setia penempatan setinggan
di hujung
padanya inilah dunia besar
tempat memintal benang zuriat
membentuk tenunan berwajah seribu
menjadi hiasan
Perempuan tua itu
adalah teman setia
pusat pelupusan sampah
membina kehidupan masa depan
di dalam
dengan kesungguhan dan ketekunan
Perempuan tua itu
tidak meminta emas di perut bumi
cukup dengan longgokan sampah
untuk diselongkar khazanah
bukan rimba seluas dunia
hanya sebidang tanah untuk sebuah rumah
tidak meminta kontrak berjuta ringgit
cukup dengan kerja pengutip sampah
Baginya
tempat membina cinta
tempat harmoni bersemi
tempat simpati berdiri
Perempuan tua itu
adalah anak merdeka
cucu cicit leluhur bangsa
yang suatu ketika dahulu
pernah menabur budi
mempertahankan pertiwi
dari dendam petualang
Perempuan tua itu
bukan pengkhianat yang membunuh
kehidupan sebuah negara
bukan seorang pembelot
yang telah melemparkan kesedihan
dan menumpahkan air mata bangsa
perempuan tua itu
adalah kita yang masih percaya
erti merdeka di tanah pusaka
oleh:Pharo Abdul Hakim
2003
Kuching