Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Wednesday, May 28, 2008

HAIKU#02008


GUGUSAN MEGA
MATAHARI TENGGELAM-
SEPI MELAMAR

HAIKU#01908

AIR MELIMPAH
BENDANG MENJADI TASIK
PETANI PASRAH


(DARI laman MULTIPLY)

HAIKU#01808


AH, LANGIT JINGGA -
MASA UNTUK BERJUMPA
AZZA WAJALLA

(dari laman Multiply)

Tuesday, May 27, 2008

HAIKU#01708


ALAM MENANGIS
KAMPUNGKU PUN TENGGELAM -
HUJAN DISEMBER

HAIKU#01608

WALAUPUN JAUH
KUDOA KAU SENTOSA-
HARI LAHIRMU

23 Mei 2008: Ulang tahun Hari lahir Muhammad Fadli yang ke-23.

Monday, May 26, 2008

TANKA#042008

RAMBUTMU PUTIH
KAU DIMAMAH USIA
KELALAIANMU-
MENGHAPUS MILIK KAMI
DAGANG DI BUMI INI

TANKA#032008

UMUR MENINGKAT
DARAH TINGGI MENEKAN
HATIKU SANGSI -
APAKAH YANG KAU KEJAR
PUISI ATAU AKU?



HAIKU#01508


SALAWAT NABI
GEMA PADANG MERDEKA -
MAULIDUR-RASUL

MEROBEK SEPI KENYALANG


MENYUSUR jalan seni

pengembara budaya tiba

berkampung di kaki Santubong

setelah meredah rimba bahasa

lantas menyapa kenyalang sepi

yang menyanyikan lagu hati

di atas dahanan seni

Angin yang behembus

bertemankan pengembara

datang membawa pesan buat Sejinjang

jangan ada gelombang dendam

menghempas pantai hati

menitip salam buat Serapi

jangan ada gugusan benci

terbuku di dalam diri

membisik khabar buat kenyalang

terbanglah di balik awan hitam

bisikkan pada hujan

sirami malam dengan kedinginan

Lalu dilangsungkan simposium alam

berbicara bahasa jiwa

mentafsir makna setia

melukis cita dan citra minda

menulis rasa dan peristiwa

seluruh cakerawala

Dibentangkan pernyataan

bumi hijau dan laut biru

langit lazuardi dan malam sunyi

adalah saudara, adalah teman

adalah khazanah, adalah kurnia

adalah amanah tuhan

Mendukungi keserasian sejagat ini

perlu ada kesepakatan hati

melestarikan ketamadunan manusiawi

perlu ada keharmonian fikrah

menghimpun suara saksama

perlu ada keperkasaan nada

menentang onar manusia

yang bicara dan nyanyiannya

bersalut senda dan dusta

perlu ada harakah insani

yang memartabatkan kemurnian budi

Kenyalang di rimba Santubong

sampaikan pada teman di puncak Sejinjang

utuskan warkah buat saudara di pinggir Serapi

laungkan ke setiap pelosok, sungai dan gunung

serukan di setiap rimba, lurah dan kampung

hari ini sastera kita dijunjung

hari ini budaya manusia kita dukung

jangan lagi ada yang tertinggal

di lorong kosong

jangan lagi ada bayi

terperosok di perangkap sampah

jangan ada hutan

terbakar di sudut rumah

Kenyalang burung gemilang

kau perenung sejarah perakam peristiwa

laporkan pada dunia

makna merdeka seorang pengemis kota

catatkan juga erti bahagia

kakak tua di dalam sangkar permata

Kenyalang dari Mulu yang kaku

terbang di langit luas

dan khabarkan erti bebas

di dalam taman yang terbatas

ada teman di banjaran Tamu Abu

merindui keindahan warnamu

ada saudara di Muara Baram

mencintai simfoni dendanganmu

tinggalkan sepi di kaki Santubung

Kenyalang tersayang

terbanglah ke penghujung alam

telah kurobek kini sepimu.


16 Ogos 2001
(sempena Hari Sastera ke Xll yang berlangsung di Santubong )



FOBIA

OMBAK minda memupur di pantai imaginasi

meretek jasad kusam

melihat diri di cermin mimpi

nanar yang menyentak khayal

menyinggir peribadi yang asli

yang telah dipupuk sejak lahir

lalu berlarilah ia mencari penawar

dari kepanasan yang tidak kenal erti kasih

menggelodak segumpal daging putih

menggoncang mahkota diri

sehingga mencabar segenggam waras

menggugat secupak sabar

Seketika ia kembali menjengah realiti

melalui ucapan retorik manusia

terdidik dalam bicara jiwa

lantas ia berdiri memandang damai

meretas khayal dari kenyataan

mericih kemelut dari tenang


Terima kasih wibawa

yang memimpin ke tepian nyata

pengap beralih ke dimensi asing

fobia berlari ke gelanggang sunyi

mencari seketul hati

yang bisa ditunggangi.

Miri

Saturday, May 24, 2008

HAIKU#01308


SEBATANG PENA
HADIAH BUAT CIKGU-
INSAN BUDIMAN

Friday, May 23, 2008

HAIKU#01208


PANAS MENTARI
PELUH MEMBASAHIKU-
MUSIM MENUAI

Monday, May 19, 2008

SENJA DI MUARA


Ketika senja menjengah muara
sebuah kapal asing terbeting
setelah gagal bertemu alur
ketika menyusur sungai yang tohor
sendirian ditinggal nakhoda
yang telah berlari ke perut kota
mengejar malam yang gemilang

sungai meratapi ketibaan senja
datang bersama cakaran malam kusam
mala mengalir hitam
membunuh teman yang lama berdiam
lalu nakhoda bertanya pada sepasang camar
ke mana arah bertandang
setelah sekian lama ditimang gelombang

senja di muara adalah potret watan
tergores oleh putera yang alpa
mengejar tenang di tengah gelombang
melamar kaksih di tebing muram
mencari tapak di tepi kota
buat membina tugu gerhana
melakar wajah diri
di lereng gunung yang telah terlelong
memetik mentari sepi
sambil menyapa langit kirmiiiiizi
lalu bertanya nakhoda pada senja
ke mana arah hendak bermalam
di tebing kusam atau di tengah hutan?

Nakhoda, kapal dan senja
bertemu di tengah keriuhan
ada teman yang hilang di taman
ada saudara terperap di muara
ada ayah tersalah langkah
ada ibu meratap pilu
ada maruah semakin parah
ditusuk pisau yang bergelar rasuah

senja di muara
membuka ruang buat remaja
bertanya tentang esok
apakah semuanya akan sirna?

Miri 1996.

Sunday, May 18, 2008

HAIKU#01108


SUARA AZAN
LANGIT SUBUH MENGUNING-
KUSERGAH KANTUK