Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Friday, November 30, 2007

SETELAH TIGA DUA





Waktu cemburu
tua menjengah wajah

kita masih terlena
dalam pelukan mesra

unggun cinta membara

29 November 2007

Friday, November 16, 2007

LANGIT KUNING


senja di sini
langit berwajah kuning -
ah! matahari
usah lagi menghilang
kembalikan damaiku

HUJAN


hujan di luar
sungkawa menjengukku -
perginya ibu
mengundang tangis alam
kodok melafaz zikir

Wednesday, November 14, 2007

ISTANA SILAM

istana silam
meniti era purba
berpaksi tekad
menyusuri bentala
teguh di tebing bening

Saturday, November 3, 2007

EMANSIPASI



SUBUH sunyi abah pergi
mengejar untaian mimpi
kehidupan bersulam erti
ditinggalkan sebuah janji
kembaranya pasti kembali

Tangannya pahat upaya
mengukir arca jiwa
Nusantara arah kembara
membangun syurga bentala
masa muka bersendi nama

Ketemu ummi di Nusantara
abah membina cinta
gadis pingitan di hujung kota
ketika usia teramat muda
ummi menjadi wanita waja
isteri kepada jejaka pengembara
demi sesuap nasi
dan denyut nadi
dua saudara

Abah dan ummi
meredah pelayaran hayat
dihempas ombak kesukaran
berbahterakan kasih sayang
dalam satu pelayaran
mencari pelabuhan
-emansipasi

Abah dan ummi membenih warisan
keluarga pemartabat bangsa
saudara bertujuh lambang cinta
seribu haluan di batas perjuangan
menegak agama, budaya dan
kehidupan insan

Empat dekad penuh berkat
abah kembali ke bumi sendiri
pada kami ditinggalkan pesan
letakkan ummi di persada kemuliaan
pertahankan kasih sesama insan
hapuskan sengketa sesama saudara

Di suatu pagi yang teramat sepi
abah kembali menemui Ilahi
rindunya pada kami
terakam di dalam sebuah puisi -
"Abah ingin kembali
meleraikan rindu di hati
namun upaya terlalu iri,
abah tinggalkan sebuah mimpi"

Kami terus mencari
mimpi abah tak ditemui
kata ummi -
"mimpi abah ada
pada setiap anaknya
yang memahami makna merdeka
dalam sebuah kehidupan
mentafsir erti bijaksana
menjunjung saksama di persada mulia"

Abah dan ummi melerai erti
mimpi itu emansipasi
kami yang tinggal mentafsir makna
simpulan kasih dan harga diri.

3 November 2007




Thursday, November 1, 2007

KELUH LIMA PULUH

LANGKAH usiamu
menggapai lima puluh pintu
teman di laman darwis cinta
menjejak denai kata-kata
aku amat tahu
nilai malam silam
dahina tiada lena
tari mentari mentafsir hati

Lima dekad menghunjam tekad
tembok setia di batas cinta
setiamu merentas masa
membusa momentum
keluh lima puluh pun berlabuh

Waktu begini kutulis puisi
hadiah hari jadi
buat isteri teman bermimpi
kita pun kembali berjanji
menyusun setia di hujung senja.

1 NOVEMBER 2007