Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Thursday, June 7, 2007

SEHENING SAMUNSAM


Aku hadir berteman khuatir
menjenguk Samunsam
bicaranya bahasa kesal
bercerita tentang duka
tersimpan rahsia alam
resah rimba diperkosa
luka persada dinoda

Samunsam berwajah cangkaliwang
diracik haloba manusia
ditikam dendam saudara
dilingkari pawaka iri
membakar rimba janji
menguji dekri harmoni
terpaterikah lagi ikatan hati?

Aku hadir di batas bibirmu
menatap duka nusa
menangis wibawa
menanti depus pawana kuasa
lalu kulaungkan suara
kembalikan hening Samunsam
agar maruah kekal di hujung peta.

Samunsam, Sarawak
4 Jun 2007


Saturday, June 2, 2007

TANJUNG TULUS

MEREKA tidak menghirau
laman sejarah yang parah
dicoret dusta
kebenaran dipadam
warisan hilang

Mereka terus meneroka
minda luka anak watan
menerobos baluarti budaya
meroboh tugu keimanan
warisan bangsa terkulai
di tanah pusaka

Kuseru bijaksana menerjah duka
bijaksana sirna
ditutupi awan hitam
hadir bersama taufan
dari daerah sempadan

Sesekali dalam diam
ingin kuteriakkan suara geram
biar kusumpah manusia agam
yang hanyut di laut dendam
membunuh setiap harapan
bangsaku terhumban di pulau kusam

Sesekali dalam tenang
kulafazkan doa untuk alam
hadirkan seorang insan
nakhoda bahtera upaya
membawaku merentas laut kalut

Aku ingin ke sana,
ke tanjung tulus
membina peradaban
agar pertiwi kembali tenang

Friday, June 1, 2007

PUISI CINTA PENYAIR TUA


USIANYA seperti teja yang menanti ketibaan malam
lalu ia diusik gundah dan resah
ketika menatap purnama berkelana
berteman sejuta bintang
dan dia hanya bisa berdiri di padang lalang
sendirian merenung langit dengan seribu harapan
untuk terbang dan bertemu dengan kekasih
yang tidak diberi perhatian
yang tidak dihulurkan kesetian
buat kesekian waktu

Ditulisnya bait-bait cinta
untuk kekasih yang tidak pernah rasa kecewa
dan bait-bait itu tersusun rapi
menjadi puisi sepi seorang penyair tua
yang telah lama berkelana
mencari bunga-bunga mekar
di tengah padang lalang

Penyair tua dari kota yang tak bernama itu
mencatatkan ungkapan kasih
seorang pengembara yang telah kembali
dengan membawa seribu lara
di atas puisi cintanya
ditulisnya ‘aku kembali padamu hari ini
untuk terus mencintaimu’
wajahnya kembali bersinar
tunduk dan tafakur
menanti esok yang kian hampir



September 2004