Kutulis marsum ini buat nayaka
agar tidak lupa pada mereka di hujung kota
perih dan tersisih diselimuti dusta
setelah setengah dekad menunggu berita
tentang janji di kamar senja
menjadi pembela bangsa yang terluka
Setelah tiga dekad memerah keringat
sungai tersendu
memikul deretan beban
khazanah rimba dan toksik kota
menyusuri arus yang kian pengap
mengintai kematian yang kian hampir
setelah usia dimamah masa
diri dibelenggu borjuis asing
yang kini bergelar manusia penting
Kugapai dahan yang patah
kutangisi flora yang punah
kutemani daerah yang resah
menanti bicara adipati
tentang esok yang tidak pasti
Lalu tercatatlah madah derhaka ini
lahir dari hati yang tak pernah lupa
pada janji yang dijaja
ketika nayaka menghulur dusta
"kubina syurga di hujung kota
buat berteduh bangsaku yang berduka"
Hari ini kami telah sepakat
menyisih diri dari pemimpin keramat
akan kami bina sebuah nusa
panjinya keringat dan air mata
di dalam diri sudah terpahat resah dan curiga
setelah tiga dekad menjadi hamba yang merdeka.
Miri
1995
0 comments:
Post a Comment