Gema takbir di pagi hening
ketika fajar mengukir senyum
butir-butir permata
trlerai dan berserakan
anak-anak di perantauan menyisir pantai kehidupan
terdampar di pinggiran
bersama teman menganyam doa
Bagi ibu-ibu yang tersisih di sudut kota
Aidil Fitri menyingkap nostalgia
pabila anak-anak berlari bermain bunga api
begitu jauh kesunyian membawa diri
berlari bersama semilir
dibuai alunan ombak
kecewa pada pelangi yang sirna
mimpinya berlalu bersama malam
Aidil Fitri
hadirmu menyingkap tirai hati anak pinggiran
suaramu membisikkan irama silam simfoni duka
larikmu adalah lukisan potret pujangga
yang tersanggat di laut kasih
Pagi hening diterangi lampu keinsafan
ada suara yang berbisik
membawa pesan dari seberang
hari ini kita tadahkan tangan
semoga esok tiada lagi bunyi tangisan
Miri
1992
2 comments:
Sungguh indah. I love your poems, very insightful!
Terima kasih kerana kesudian menjenguk teratak saya. Anda punya pandangan yang amat mendalam terhadap kehidupan. Saya amat kagum membaca blog anda.
Post a Comment