Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Saturday, September 20, 2008

MENGENANG SI TENANG

Dari laut yang ganas Si tenang bertemu Atan membawa pesan peradaban kepada Atan dipohon perlindungan Si Tenang dan Atan menggamit nurani menjalin kasih dua dunia namun kematian pantas menerkam setelah manusia kehilangan arah gagal mentafsir makna kehidupan lantas tersesat di rimba perundangan Atan dan Si Tenang bukan sekadar kisah manusia dan dugong ia adalah terjemahan ulung tentang kebobrokan manusia agung Miri 17 Mac 1999...

Friday, September 12, 2008

SEPERTI POHON KETAPANG DI TEPI JALAN ITU

KUSUSURI jalan berbatu panjang dan berliku kuturuni lembah payah marah dan lelah kudaki bukit resah gundah mencelah kutatapi dedaun ketapang gugur di tepi jalan menutupi bumi dengan warna mati dan seperti pohon ketapang di tepi jalan itu aku tabah merentasi waktu berlabuh di dermaga kaku sambil memunggah sisa usia Telah lama kita tidak bersapa ketika malam dilindungi awan durja kerana diri yang terlena sesat di dalam rimba mimpi memburu dusta di padang ilusi sedang Engkau tidak pernah berdusta memujukku mendaki puncak cinta di situ tempat bertapa di situ tempat berpesta Lalu kita terus berjauhan...

Monday, September 8, 2008

GENTA SEPTEMBER

Telah begitu lamakunanti dekri saktimengoyak tirai dogmamelindungi hipokrasimembusa udara dusta dari pentas getasmengusap penuh harappada suara dari rawamenerajang bagai badai kencangmeranap punah deretan rumahpeneroka arca yang telah membina istana kacamenyelinap ke hutan tembelangmenyusup ke ruang jalangDatang september menggentamembawa berkat menjunjung harkatbuat anak-anak yang tersesatbukan waktu mengusungdogma rama-ramaindah dan mempesonasirna di hujung senjaSumpah sergah bicara madahtidak upaya memulih dayaseluruh warga bersatu membatumerobek pintu waktubertarung menjunjung budaya agungyang terlindung di sudut restuberrekad mendakap martabat...

Friday, September 5, 2008

TRAUMA II

KETIKA embun masih bertandang di hujung rumput dan mentari masih lena di kaki langit Noorfitri bertarung dengan sengketa antara manusia yang lupa nilai sebuah nyawa lalu ia terjatuh di tengah pergelutan sumbang terbaring di ranjang putih menanti mati yang telah pergi mengejar hidup yang kian gugup kehidupan kian sirna memapah diri yang terluka Baru setahun Afiq pergi membawa bersama seribu tuna meninggalkan kezaliman yang telah mula dewasa kita yang berdiri masih belum mengerti bagaimana mengubati hati yang keji lantas Noorfitri dilukai seribu keperitan yang tidak tertahan seperti kematian dewasa yang perkasa kazalimankah...