Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Thursday, August 23, 2007

NILAI BUATMU

Semalam teman-teman sepejabat sekali lagi mengadakan majlis perpisahan buatku. Terasa benar kemesraan yang ditunjukkan oleh taulan. Aku tersentuh. Dalam suasana pagi yang sepi mereka hadiahkan sebuah potret klasik untuk tatapanku sepanjang masa sendiri setelah perkhidmatan sampai ke hujung jalan. Aku sendiri tidak menjangka kepiluan meresapi diri, tapi aku harus belajar menghadapi kesepian..kerana akhirnya nanti kita pasti akan kesepian jua.. Seorang teman sepejabat menghulur sekeping kertas. Kubuka dan kulihat di dalamnya potretku (seperti di bawah ini) dan sebuah puisi dengan tajuk NILAI BUATMU...puisi tulisan Norizan, teman sepejabat..Aku...

Monday, August 20, 2007

JAMBATAN WAKTU

Antara dua tebingyang saling berselisih katakauhulur salam saudaramembuka dadamu menghampar budimenjadi penyambung musimmemaut erat hati yang terlukayang mula melupai makna kesetiaanEngkau jambatan waktumenjadi saksi kekentalan wargamerentasi arus sungai peradabanmemikul hampas rimba ketamakanmenuju ke muara kehidupanyang penuh dengan ketakpastianDi dadamu terpikul seluruh bebandi tanganmu tergenggam segumpal harapandi hatimu terpahat riwayatkelukaan yang tersimpan menjadi pusakakekal kukuh seabad usiasetiap detik setiap langkah setiap madahterakam menjadi pesanan yang murnijangan ada hati yang bencijangan ada cinta yang dinodajangan ada amanah...

Sunday, August 19, 2007

KUJELAJAHI SEBUAH MALAM

Kujelajahi sebuah malamdi celah-celah keheningankupanjatkan serangkap doadiiringi bisikan air matakugapai sakinat yang tersembunyidi tepi pantai taqwaLalu kau buka kamar keinsafanmembantutkan kalut di pinggiran hatisedulang pesan terhidangbuat tetamu di kedinginan dinihariKujelajahi sebuah malammenenun harap menjahit hibatelah kukoyak siang hitamtelah kulontar igauan kusamsetelah terlerai tirai hidayatmenyinggirkan cerita di pentas hakikatMalam ini pasti kujengah jendela usiamenanti Kekasih yang telah lama dilupakerana ego yang menjalar fikirada bicara antara kitatentang semalam yang dustatentang esok yang kian hampirtentang diri yang kian mengertimakna...

Saturday, August 11, 2007

MENDEPANI RESAH

Melewati perigi dukaaku dihidang resah membararesah unggas tidak berbatasresah petani kehilangan padiresah nelayan tidak bersampanlalu kukumpul resah menjadi puisirakaman sejarah budiDari sudut jendela hibajejaka pejuang bangsadatang membawa rencana"mari kita robek dinding sengketakita roboh mercu tanda deritabersama kita perkasakan bangsabersama kita dirikan tugu saksamakita bulatkan tekadkita daulatkan hakikat" Lalu terpercik api perjuangan dari obor setiakawan menyuluh ibu pertiwi dengan sinar kemenangan dengan cahaya kebijaksanaan Menatap helaian peristiwa aku mula terdidik erti setia terangsang menjunjung tepak...