Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Monday, November 23, 2015

SEORANG PERWIRA DARI DESA DI PINGGIR KOTA

SEORANG PERWIRA DARI DESA DI PINGGIR KOTA
(Allahyarham Trooper 19151 Rosli bin Buang S.P. dalam kenangan)

Gema tiupan trompet Paluan Akhir

meluluhkan air mata  
ada cerita luka, tertayang di layar minda
ada raga didera duka, tanpa noktahnya
Pernahkah kita bertanya
nilai sebuah merdeka
yang kian hari kian kerap dipersenda, pernahkah?

Enam Julai sembilan belas tujuh puluh satu
tarikh pilu seluruh warga negeriku
Allahyarham Trooper Rosli bin Buang
anak nelayan dari desa di pinggir kota, gugur di Cemor
mempertahankan maruah dan kedaulatan negara
dari onar petualang yang menggugat tanah merdeka  

Apakah darah perwira yang tertumpah
ketika usia teramat muda
di kaki gunung Langkau itu
masih dalam ingatan bangsa?
atau hilang dari catatan sejarah negara?
apakah mungkin kau dilupakan
setelah empat dekad berlalu waktu pilu

tidak !  di mata dan hati bangsa
yang mengerti makna sebuah perjuangan
yang menghargai erti merdeka
yang memaknai merdeka
kau perwira perkasa
kau terus hidup setelah terhenti usiamu

Telah empat dasawarsa berlalu peristiwa
pemuda anak desa harapan ayah bonda
gugur seperti kemboja, mewangi di pusara
kau tetap dalam ingatan keluarga dan bangsa

sesekali, teringat pada surat terakhirmu
luluh hati adinda yang kau kasihi
catatan tintamu memantulkan makna
sayang seorang abang
kekal menjadi sejarah keluarga tercinta

" Adik sayang,
bulan ini abang terlewat
menghantar wang sakumu
kerana harus ke hutan
memburu musuh negara"

namun, yang adikmu terima
hanya jenazah bersalut jalur gemilang
tiupan trompet paluan akhir pagi itu
meluluhkan setiap tetes air mata,
langit dan laut ikut berduka
angin semilir terhenti membusa
unggas  enggan bernyanyi
desamu kaku dalam sendu

Begitulah catatan yang benar
sejarah perjuangan perwira negara
tidak pernah terlupa oleh rakyat jelata
walaupun terasa dendangan kepahlawananmu
tidak terdengar gemanya
entah di mana silapnya?

Warga bumi merdeka tidak pernah lupa
semalam penuh dendam
petualang membakar belantara
dengan benci dan iri
hari ini ada yang ingin merobah sejarah
petualang minta didendang


kami tidak pernah lupa
dogma yang dibawa dari negara
di mana mengalir sungai jingga
dengan panji-panji merah menyala

Malam ini kami kembali mengingatimu
perwira perkasa bangsa merdeka
pahlawan gagah berani
gugur demi tanah tinggalan nenda
kembali kepada Yang Esa
ketika usia teramat muda
ketika cintamu mekar dan segar
ketika rindumu melamar kamar hati

Malam ini kami ingin bertanya
masihkah ada catatan sejarah bangsa
seorang perwira dari desa di pinggir kota
yang gugur di batas rimba?
atau, apakah kita sudah terlupa
menilai erti setia?

PHARO BIN ABDUL HAKIM

1 November 2015  

0 comments: