Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Sunday, April 3, 2011

SETETES EMBUN DI KELOPAK BUNGA

Setetes embun
bagaikan permata di jari wanita
selembut jiwa pemujanya
sehalus cinta perakamnya

setetes embun
terlindung dari panas mentari
ingin kekal bermukim
di kelopak kuntum berseri

setetes embun
segumpal harapan pengembara
bertualang di gurun kehidupan
dibahagi bara dugaan

setetes embun di kelopak suci
kujadikan tinta
untuk kutulis puisi
buat kekasih hati.

18 Julai 2010

TERDETIK DI HATI

Kususun aksara
menari jari-jari nyeri
menjadi puisi tentang mimpi
pemuda bestari membina negeri
bertongkat saksama
di atas longgokan hati
yang disakiti

mengapa aku harus hidup
dalam seribu sesalan
setelah mimpi itu
menjadi igauan ngeri
menghantui bondongan generasi

jika boleh kuundurkan waktu
aku ingin kembali
bertafakur di istana lama
kerana di situ
tersimpan harga diri.

9 Disember 2009

PUISI BUAT SEORANG ISTERI

Seperti seekor camar putih
kau terbang tinggi
merentasi lautan mimpi
ke lembah cinta
ketika usia masih muda

dan kita menjadi manusia
bersama merentas laut
melihat ombak galak
ditiup bayu ungu
di tengah dunia, sendiri
menterjemah makna
bicara tanpa kata

malam mengajar kita
mengenali kehidupan siang
kita seperti sebuah tulisan sastera
dengan jalan cerita
tertulis tanpa tema
tanpa masa pengakhirnya

di perbatasan masa
kita harus tahu
menilai realiti
di atas bumi tanpa simpati
atau akan menjadi abdi
kehidupan yang tak pasti

jadilah kita pasangan burung camar
terbang menjelajah langit
menatap laut biru
membawa pesan pada malam
dan kita harus tahu
masa untuk kembali
menemani cemara di pantai sunyi

akhirnya, kita harus kembali
meninjau sejarah
ada gelombang mencipta gelora
ada bayu menjadi badai
kita masih lagi berdiri di pantai
menjadi pemikir tua
dijerat falsafah manusia alpa

kutulis puisi ini
untuk seorang isteri
memahami nilai cinta
seorang suami yang berupaya
membina kehidupan berdua
berteraskan kesetiaan jiwa.

11 Julai 2008