Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Saturday, October 31, 2009

BETAPA AKU TIDAK TAHU





Puisi 186: Betapa aku tidak tahu
~salam hormat Pak PenaBahari~
27 Oktober 2009

Malam
Ada retak retak bulan kelmarin
yang pecah sinarnya
mencari cahaya dalam dakap kemelut
mentari enggan pulang

kenapa tidak kudengar
lirih pena dari bicara hati
suara perkasa yang menongkah aksara
dengan akal kalam
dan dakwat fikir

di simpang
telinga sendiri menangkap gelak sinis hati
yang cuba mengapung malu dengan
sapa ramah

keterlaluan memacu aku
membikin aku tidak kenal

salam takzim
mawar marzuki

LAGU PUISI:MERINDU KEPASTIAN







andai esok aku menjadi tanah sudikah engkau menjadi bunga menghiasi dadaku...

Thursday, October 29, 2009

PUISI: PUJANGGA MANDALA


DARI suaranya yang menggeletar
kukesani ghairah mendesah
ada risau di nubarinya

bersemi menggeletek hati

ada resah berputik di jiwa-
suara dari pelosok kota itu
bicara tentang perjuangan
untuk sebuah nama
dinobatkan sebagai pujangga mandala

seketika nubariku terganggu
oleh sapaan pemuda dari luar kota
menggelarku karyawan generasi baru
setelah empat dekad menulis puisi
mengobati hati insani
dengan aksara murni
aku terkesima!

wajahku menceritakan lelah
meniti malam dengan sebatang kalam
menulis puisi suara nubari
untuk kujadikan misbah
menyuluh bijaksana
di hujung jalan usia
bukan untuk sebuah nama
pujangga mandala

sesekali aku ingin melahirkan rasa amarah
puisi yang kutulis mencegah
betapa aku tidak memahami nubari insani
betapa puisi mengajarku erti manusiawi.

29 Oktober 2009

UTUSAN SARAWAK; 7 NOV 09





Saturday, October 24, 2009

HINGGA AKHIR HAYAT

UNTIL THE LAST MOMENT - YANNI


Thursday, October 22, 2009

LELAKI YANG MENCARI MAKNA USIA

Meniti malam di ranjang usang
dia menghela nafas lelah
cuba memahami makna usia
yang enggan menjadi tua

lalu dikunyahnya bicara
pujangga negara
utara segara
cerita tentang manusia
tanpa istilah usia
tanpa watas masa

diselusurinya lorong cakerawala
menerawang antara gugusan awan
ketika masa terhenti
di batas lelah dan payah
antara lelap dan ilusi

langkahnya pantas melintas
setiap lorong dan jurang
antara gunung dan lembah
menghayati alunan irama
dari negeri tak bernama
berlirikkan cerita menggugah minda

akhirnya dia singgah ke pelabuhan realiti
menjadi lelaki yang dikecewakan usia
dalam sedar,nafasnya mula terhenti
usianya tidak bergerak lagi.

22 Oktober 2009.

BEN OKRI - LINES IN POTENSIS

Saturday, October 17, 2009

SEMERAH TEJA


Kutiduri malam bersamamu

didakap dingin

kuredah sepi pagi

bersama suria yang terlena


Akulah teman senjamu

berdiri di tebing sungai usia

menatap teja semerah darah

melantun warna luka

dan merah itulah yang tertinggal

bersama mimpiku


Kunanti sepenuh hati

cahaya mentari pagi

menembusi langit menghapus kabus

kuingin melihat senyum dari wajahmu


Semerah teja di akhir senjamu

seindah itulah mimpiku

dan kita terus berbicara

tentang cinta di akhir usia.


16 September 2007


Tuesday, October 6, 2009

PURNAMA DI KUALA



Purnama dari Kuala
anak pengamal perubatan herba
tinggal di tebing sungai setia
tempat lahir pahlawan bangsa

Purnama puteri berhati waja
wanita desa jelita
penulis puisi, isteri setia
bahasa selembut sutera

Ketemu purnama di seminar sastera
wajah ayu mempesona
suara lantang pejuang bangsa
visinya membina keluarga bahagia
aku terkesima

Malam persembahan budaya
Purnama mendeklamasi puisi
tajuknya "sumpah Srikandi"
-nendaku pejuang bangsa
dengan darah dan air mata
gugur di bumi tercinta
demi maruah raja dan negara

kukatakan pada Purnama
- kau wanita waja
terimalah aku seadanya
menjadi teman di laman bahasa
bersama menghiasi taman sastera

Purnama tersenyum dan mula bercerita
kisah hidup bersulam duka
punya ibu entah ke mana
ayah telah lama tiada
Purnama saudara tertua
tugasnya amat mendera

-aku wanita desa
jarang sekali menjenguk kota
kalau bersahabat ikhlas bicara
kuterima dengan raga terbuka
bicara Purnama seikhlas jiwa

Akhir seminar kami bersua
sekeping potrert kurakam jua
untuk kusimpan di galeri hati
Purnama tentu mengerti

Purnama wanita dari Kuala
kurakam bicaranya di dalam dada
mengingatkan aku momen remaja
ketika malam disulam cinta.

27 Januari 2009

Saturday, October 3, 2009

SCARBOROUGH FAIR

Antara lagu yang sangat saya sukai. Seingat saya lagu ini mula saya nikmati sejak berumur lapan belas tahun ( tiga puluh lapan tahun lalu). Dan saya kekal terhibur sehingga hari ini. Hari ini tiada apa yang dibuat di rumah. Isteri sedang masak kari kambing untuk makan malam ini bersama seorang anak yang baru datang dari KL. Sementara menunggu kari kambing masak saya layan diri dengan mendengar lagu Scarborough Fair pelbagai versi . Nah saya lekatkan salah satu versi untuk hiburan bersama.