Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Tuesday, April 29, 2008

HAIKU#00908

TETESAN EMBUN
SUBUH, INSAN BERZIKIR -
MASIH BERMIMPI?

HAIKU#00808



DI HARI IBU
KULAFAZ FATIHAH-
KEMBOJA SAYU

Thursday, April 24, 2008

TANKA#022008


JUMAAT PAGI
KUZIARAH PUSARA
BONDA, MEWANGI
KEMBOJA DI DADANYA
KUTITIP AL-FATIHAH

Sunday, April 20, 2008

HAIKU#00708

Di padang ini
pesta muda bergema-
merdekakah bangsa?

HAIKU#00608

suria tiba
sunyi di pagi minggu-
Pangkalan Che' Omar



HAIKU#00508

Pemandangan dari Tebingan Boyan ketika terbit mentari pagi

TERBIT MENTARI
PAGI SEHENING KALI-
TEBINGAN BOYAN


Tebingan Boyan
Tebingan Boyan merupakan kawasan lapang yang dibangunkan menjadi sebuah kawasan untuk masyarakat bercanda dan berekreasi yang cantik . Ia terletak di tebing sungai Sarawak yang tenang dan cantik. Di seberangnya tersergam indah bangunan-bangunan yang menempatkan hotel dan gedung perniagaan yang popular.
Pagi 19 April lalu ketika mentari mula terbit saya berkunjung ke tebingan Boyan untuk merasai nikmaty hening pagi di sekitarnya. Ia sungguh menakjubkan.

Thursday, April 17, 2008

TANKA#012008













DI CERMIN MUKA
WAJAHKU JELAS RENTA-
IKATAN JANJI
SETIA PADA HATI
MENERJAH MASA MUKA


Wednesday, April 16, 2008

HAIKU#00408

HAIKU#00308

Tuesday, April 15, 2008

HAIKU#00208


Pangkalan Sapi
rakaman potret silam -
lupakah kita?

HAIKU#00108


mentari jingga
senja seindah mimpi -
Pangkalan Sapi

KELAWAR


LANGIT LEMBAYUNG
MULU DIUSIK SENDU -
KELAWAR PULANG

POPI




popi menguntum
ada hati terbakar -
bangsaku rebah



Monday, April 14, 2008

AIDIL FITRI

Saturday, April 12, 2008

Zikir Alam

Thursday, April 10, 2008

CINTAKU JAUH DI KUALA


SEMALAM kurenung ombak yang menghempas pantai
memecah ketenangan senja
diriku dihempas alunan suara manis di sisi

Hari ini aku jauh di Ulu Sadong
Kuala sana hanya tinggal dalam khayalan
entah bila kan menjenguk lagi

Cinta ini tidak seindah Romi dan Juli
tapi keindahan yang dikecap kerana
antara hati dan hati - memberi
- memahami
- mencintai
- merindui

kini perjuangan hanya dengan sebatang pena
dan dia bersama novis yang dahaga
moga esok kedua bercantum menggoncang dunia
bersama - satu nada
- satu rasa
- satu jiwa

(Dipetik dari antologi puisi bersama: BUIH DI AIR : 1976)

SUTINAH

senja itu ketika mentari melangkah lesu ke arah kamarnya
dan nelayan Kuala Tatau berdayung menghampiri pantai
membawa balik anugerah dari laut
kau dan aku bersama menghias pantai
dengan warna pelangi dan sebuah mimpi
bersama kita menulis lirik melodi syahdu
bersama kita membicarakan tentang sepasang merpati putih
yang mahu menjelajahi kamar malam dengan seribu mimpi indah

Tentu kau masih ingat
tentang sebuah potret yang kita lukiskan bersama
kini sudah pudar warnanya

masa berlari melintasi kita
dua dekad yang telah dihabiskan
bersama dengan sebuah harapan yang sudah tiada
api yang kita nyalakan di tepi pantai
sudah lama ditelan ombak
anak-anak nelayan yang kita didik di sekolah rendah
kini menjadi seorang ayah yang mengharungi laut
senja yang kita nikmati bersama
sudah lama berlabuh di kamar malam

kukira penantian ini telah melepasi musim
merpati yang pulang tidak membawa sebarang berita
tentang malam-malam yang kau lalui
Sutinah...di manakah tempat pertapaanmu
bersama puteri Santubong
atau berselindung di sebalik potret Monalisa

Percayalah..cerita senja di Kuala Tatau yang kita nukilkan
masih menjadi kenangan dalam hidup ini
walaupun masa untuk pertemuan terlalu jauh untuk kita kejari.

Kuching
25 Julai 1991

(puisi yang saya tulis sekitar tahun 1991 ini dipetik dari Antologi ' SATU PERASMIAN' yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Cawangan Sarawak dalam tahun 1992)

Wednesday, April 9, 2008

Yang Maha Pemurah

Tuesday, April 8, 2008

MIRI KAMI


MIRI menghampar konsepsi
sebuah taman menghimpun budaya
melakar nama di peta negeri
sambil melukis potret diri
memburu khazanah di tebingan lesi

Miri menjaring realiti
membangun kampung di sudut kota
hadiah buat kami yang berjasa
hidup berjiran tanpa sengketa
setia menjunjung kasih ibunda

Miri anggun dan bergaya
bersolekkan puluhan budaya
Taman Futee menghias kota
Desa Tai Foo melamar warga
Soon Hup Tower berdiri gagah
kau dan aku tumpang bermegah

Miri memujuk tetamu
membeli belah di pasar raya Sin Liang
malam nanti ada pesta
makan malam di restoran Loke Thian

sudah kenyang kita dansa
di kelab malam Casablanca
bertemankan perempuan dari utara

Di sudut kota sudah ada bicara
pembangunan agenda utama
pantai sepi biarkan berteman
kekasihnya seorang jutawan
tanah tinggi kita ratakan
buat membangun projek perumahan
sungai yang cangkat ditimbuskan ditimbuskan
buat membina sebuah taman
dan deretan kedai penghias laman

Miri mencari identiti
sambil menatap wajah diri
emosi dan tradisi mencari haluan
konsepsi dan realiti bertemu di persimpangan
dalam membina harmonis
ada hati yang tergaris

Seorang aku yang tiba semalam
termenung kebingungan
mentafsir makna lukisan abstrak
-kolek karam dipukul badai
pantai dijerat lingkaran hitam
sedangkan mentari masih boleh bernyanyi
menemani siang yantercalar.

Miri 1995

Tuesday, April 1, 2008

Tiga Gadis Pingitan