Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Thursday, October 30, 2008

NAZAM BUAT LAILA

Ketika embun berpaut di hujung rumput
dinihari didakap sepi
kau datang mendepani belenggu
membawa pesan alam
tangisan itu melodi hakiki
untuk sebuah lagu realiti

Lalu kutuliskan nazam ini
untuk nyanyian puteri
mentafsir erti sepi

kubiarkan kau menari
bersama mentari pagi
bertemu bintang di malam suram
atau bernyanyi bersama pelangi
asal jangan tersesat hala
di persimpangan tiada arah

kulukiskan peta budi
untuk kau seberangi lautan usia
jangan ada gelombang duka
menghambat kembara
biarkan beburung resah
kembali ke sarang
biarkan malam kelam
berlalu tanpa teman

Padamu kutinggalkan nazam diri
bersama senaskhah tafsiran insani
teruskan langkah menjaring kasih
kan kau temui persinggahan yang pasti.

Miri
1998

dipetik dari kumpulan puisi: BINGKAI WAKTU

Sunday, October 26, 2008

HAIKU#04608



LUMBA PERAHU
PEKAYUH TUA LESU
JUARA TEWAS

Friday, October 24, 2008

SESEPI UMMI

Di atas pusara ummi
aku dilindungi pohonan kemboja
dingin dan tenang meresapi
kukunjungi kenangan lalu
menterjemah makna rindu
terakam di sudut hati
tersimpan di dalam diri
tersingkap helai-helai memori
lalu kukutip sisa-sisa restu
di pintu waktu sendu
dan kesal meruntun kalbu

Semalamku telah menghilir
ke muara janji yang pasti
aku tertinggal di tebing kesal
meratap pada longgokan usia
dengan seribu masa untuk berpesta
ingin mendapatkan sayang
yang telah lama hilang
dibawa kembali ke taman hakiki
jadilah aku penunggu bisu
dihantui malam usang

Di atas pusara sepi bersemi
sesepi kemboja yang terus setia
menjadi teman sepanjang zaman
di sudut hati pilu mengharu
kuntuman layu di dada

Kunanti masa mimpi
menjelajah malam panjang
mencari pelabuhan pasti
memunggah bekalan diri
bagi satu perjalanan jauh
mengejar yang dikasihi

Ummi telah lama pergi
meninggalkan alam insani
singgah di pelabuhan sunyi
menanti saat pelayaran yang jauh
menuju ke pulau pasti.

Kuching
2004

Dipetik dari Kumpulan puisi BINGKAI WAKTU

Tuesday, October 21, 2008

HAIKU#04508

SYAWALNYA SEPI
-ANAK TIDAK KEMBALI
AYAH SENDIRI

Saturday, October 18, 2008

EMPAYAR FATA MORGANA

Kau lahir dari benih dua tanah
antara celah-celah waktu
ketika angin tengah hari
terpenjara di teluk kalbu
ketika matahari gerhana penuh
dan bumi dibuai mimpi

kau kuletak di perbatasan zaman
antara hipokrasi dan toleransi
menjadi penjaga setia pusaka bonda
pengawal padang luas
tinggalan leluhur jujur
untuk generasi seribu musim

dua puluh tahun kupertaruh segala
maruah, sejarah dan setiap tetes darah
untuk kau bentuk menjadi obor
penyuluh laluan ke laman visi pasti
bangsa yang seing terhimpit
antara dua mimpi

malam kusam kelam
muram alam terpadam ditindas kejam
kau berubah menjadi pemangsa
membunuh benih-benih merdeka
membuka tiraikerakusan minda haloba
meluluh lusuh hamparan pembangunan
dan kita pun dibanjiri air mata bangsa

Hari ini tiada lagi kesangsian memutik
helaian sejarah ditulis lagi
menjadi sebuah kitab mitos
cerita jejaka dari sebuah kota purba
mengibar panji-panji merah
membvakar resah setiap daerah

Aku pun terus hidup
di sebalik tembok bobrok
menatap minda makara
membina empayar fata morgana.

dipetik dari kumpulan puisi: BINGKAI WAKTU

Thursday, October 16, 2008

NAMANYA SUHANA A/P MARINA

Kau lahir atas dasar keterpaksaan
dari keruntuhan harkat dan martabat wanita
di celah-celah lorong gelap dan kotor
yang menjanjikan sesuap nasi
membesar bersama kemusnahan nilai budi
tanpa masa muka untuk diimpi
tanpa sejarah cinta untuk dihayati

Ibumu yang bernama Marina
telah lama mengenali
lelaki yang tidak pernah memahami makna kasih
lelaki yang datang dengan seribu gaya
membeli kasih yang dipaksa
menyemai benih yang tercela

Ayahmu tiada siapa yang tahu
apakah seorang lelaki yang petah berbicara
atau pemuda yang terpedaya oleh nafsu
mungkin seorang pengembara yang memburu ilusi
lantas kau hidup sebagai anak tak berbapa
menghirup udara yang penuh noda
menjadi seorang pelayan di sebuah kelab malam

Setelah sekian lama bersama ibumu, Marina
kau mula terpedaya oleh kerdipan neon
dan seperti wanita yang terperosok di sudut gelita
kau membesar menjadi rama-rama
yang terbang di malam suram
menghitung jemari dan hasil diri
terkulai di tepi ranjang yang tidak berteman

Ketika azan subuh membelah suasana sepi
kau masih lagi dibuai mimpi
ada lelaki yang membisikkan janji
dan seperti ibumu Marina
kau tertipu lagi oleh kejelikan seorang lelaki

Mentari pagi yang datang
rupanya bertandang membawa berita
di rumah, ibumu sudah tiada
kembali berjumpa Azza wajalla
setelah sepuluh tahun menderita sakit
kau yang tinggal perlu terus berakit
mengharungi sungai kehidupan
untuk sampai ke muara usia
yang tidak menjanjikan bahagia.

Kuching
15 Mac 2001

Dipetik dari kumpulan puisi: BINGKAI WAKTU

Wednesday, October 15, 2008

KEMBALI KE TALANG-TALANG


Aku ingin kembali
bermalam di Talang-Talang
ketika bulan terang
biar kutemani penyu yang datang
membiak warisan alam
agar tenang hadir bertandang
agar malam bernyanyi girang
Aku ingin kembali
ke pulau seribu janji
ada wajah tinggal bersemi
untuk hiasi galeri seni
di sini aku pernah berjanji
pada langit pagi
akan kulukis hening mentari
yang hadir menghias langit kirmizi
Kembali ke Talang-Talang
ketika ombak kian garang
ketika malam tidak berbintang
dan penyu tidak datang
dan aku terasa malang.
18 Januari 2006
Dipetik dari kumpulan Puisi : BINGKAI WAKTU

Tuesday, October 14, 2008

AIR DARI GUNUNG (ii)


Air dari gunung
menghilir ke muara
bertemu laut luas dan pulau risau
dihempas buas ombak ganas
mereka pun berbicara
Air dari gunung
kembara di sungai lesu
mengusap tebing
dan berbisik mesra
lembut mempesona
tebing terhakis aur mengemis
air dari gunung menerobos bengis
setiap lubuk dan ceruk
di tengah perjalanan gelora bermula
ombak mendera
sampan terpedaya
pendayung terduga
air dari gunung
membawa angkara dan luka
Air dari gunung
adalah aku yang terdorong
oleh ajakan serong
Muara yang lara
adalah engkau yang berduka
menahan luka
seperti wanita yang alpa
kehilangan mahkota ketika bercanda.
Dipetik dari Kumpulan Puisi : BINGKAI WAKTU

Sunday, October 12, 2008

MEREDAH LEMBAH GUNDAH


Telah kau selusuri laluan seribu warna
telah kaubina jaringan jujur
menjadi jambatan penghubung nurani
membentuk citra warga

Telah kau ukir sebuah arca di persada minda
berlambang kesepakatan kata
telah kau cipta sebuah monumen seni
bertatah budi bernilai murni
di penghujung jalan
menuju ke puncak gemilang

seperti pelayaran menuju ke pulau visi
kita dihempas gelombang resah
diusik badai sengketa
dialun ombak haloba
diburu bayu cemburu
kerana pelayaran ini
bukan sebuah ilusi

kita belayar menuju destinasi
untuk membangun pusaka bangsa
yang telah lama ditinggal masa
kita membina pelabuhan pesat
dengan seribu impian
mendiri sebuah kota
yang boleh berkata-kata
yang tahu erti merdeka
yang padat dengan martabat

Hari ini kau melangkah pasti
meredah lembah gundah
dengan semangat tabah
jika esok kau perlu berenang
di tengah lautan yang bergelora
jangan ada risau yang tak terhalau
jangan ada runsing yang mengiring
teman yang setia pasti kembali
bersama seribu doa.

20 Disember 2004

(Dipetik dari kumpulan puisi BINGKAI WAKTU)