Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Sungai Sarawak

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Monday, May 26, 2008

MEROBEK SEPI KENYALANG


MENYUSUR jalan seni

pengembara budaya tiba

berkampung di kaki Santubong

setelah meredah rimba bahasa

lantas menyapa kenyalang sepi

yang menyanyikan lagu hati

di atas dahanan seni

Angin yang behembus

bertemankan pengembara

datang membawa pesan buat Sejinjang

jangan ada gelombang dendam

menghempas pantai hati

menitip salam buat Serapi

jangan ada gugusan benci

terbuku di dalam diri

membisik khabar buat kenyalang

terbanglah di balik awan hitam

bisikkan pada hujan

sirami malam dengan kedinginan

Lalu dilangsungkan simposium alam

berbicara bahasa jiwa

mentafsir makna setia

melukis cita dan citra minda

menulis rasa dan peristiwa

seluruh cakerawala

Dibentangkan pernyataan

bumi hijau dan laut biru

langit lazuardi dan malam sunyi

adalah saudara, adalah teman

adalah khazanah, adalah kurnia

adalah amanah tuhan

Mendukungi keserasian sejagat ini

perlu ada kesepakatan hati

melestarikan ketamadunan manusiawi

perlu ada keharmonian fikrah

menghimpun suara saksama

perlu ada keperkasaan nada

menentang onar manusia

yang bicara dan nyanyiannya

bersalut senda dan dusta

perlu ada harakah insani

yang memartabatkan kemurnian budi

Kenyalang di rimba Santubong

sampaikan pada teman di puncak Sejinjang

utuskan warkah buat saudara di pinggir Serapi

laungkan ke setiap pelosok, sungai dan gunung

serukan di setiap rimba, lurah dan kampung

hari ini sastera kita dijunjung

hari ini budaya manusia kita dukung

jangan lagi ada yang tertinggal

di lorong kosong

jangan lagi ada bayi

terperosok di perangkap sampah

jangan ada hutan

terbakar di sudut rumah

Kenyalang burung gemilang

kau perenung sejarah perakam peristiwa

laporkan pada dunia

makna merdeka seorang pengemis kota

catatkan juga erti bahagia

kakak tua di dalam sangkar permata

Kenyalang dari Mulu yang kaku

terbang di langit luas

dan khabarkan erti bebas

di dalam taman yang terbatas

ada teman di banjaran Tamu Abu

merindui keindahan warnamu

ada saudara di Muara Baram

mencintai simfoni dendanganmu

tinggalkan sepi di kaki Santubung

Kenyalang tersayang

terbanglah ke penghujung alam

telah kurobek kini sepimu.


16 Ogos 2001
(sempena Hari Sastera ke Xll yang berlangsung di Santubong )



0 comments: